27
Jan
08

Album Review: Polyester Embassy – Tragicomedy

polyester-embassy-tragicomedy.jpg

Polyester Embassy

Tragicomedy

FFWD Records – 2006

Definisi kesempurnaan seringkali terlalu ditakuti untuk diakui kebenarannya. Kita bahkan terperangkap dalam sebuah dogma yang mengatakan bahwa sesuatu bernama kesempurnaan tidak pernah dan tidak akan eksis. Meskipun begitu manusia mencari sendiri bentuk kesempurnaannya masing – masing, melakukan perjalanan untuk menemukan format keidealan dalam segala sesuatu yang tidak sempurna ini.

“Tragicomedy” sebuah album yang dirilis tahun 2006 oleh ffwd records dari sebuah band bernama Polyester Embassy asal Parijs van Java adalah sebuah penampakan lain dari sebuah kesempurnaan. Album itu berisikan 9 lagu, menampilkan suasana ruang angkasa yang menvisualisasikan keabsurdan kehidupan manusia yang manis sekaligus indah. Mendengarkan album ini seperti melihat evolusi manusia dalam wujud lain, seperti yang coba dihantarkan Stanley Kubrick dalam filmnya “2001:Space Odyssey”.

Diawali dengan “Orange Is Yellow” yang menembus relung jiwa dengan determinasi gitar di intro lagu yang berdurasi sampai 7 menit ini, Polyester Embassy merebakkan pesan pertamanya akan sebuah musik yang mencoba mengatakan bahwa kesempurnaan itu dapat dicapai. Mereka tidak takut akan suara yang hendak mereka bentuk dan sampaikan. Efek gitar yang bergema mengiringi nada melodis dengan diiringi suara drum dan bas yang menancap pada alam pikiran bawah sadar kita, membuat lagu ini berfungsi sebagai pesan serius Polyester Embassy, bahwa mereka akan melakukan sesuatu yang mengagungkan di album ini.

Sikap inovatif ini mereka teruskan dalam “Blue Flashing Lights” yang diawali dengan raungan gitar seakan hendak merobek keterbatasan alam pikiran kita. Mereka tidak berhenti di situ saja, dengan dilatarbelakangi loop yang menghipnotis, Elang Eby sang vokalis band ini lalu bernyanyi dengan suara yang tidak kalah menghanyutkan dengan suara gitar mereka “Can’t you see, it’s shine on, it’s shine on” terus menerus sepanjang lagu. Secara tidak sadar kita pun tenggelam dalam pelukan musik mereka.

Lagu itu disambung dengan “The Answer Is No” yang juga tidak kalah membahayakan dalam memperkosa panca indera kita. Kita akan menghayal bersama mereka, dibawa terbang ke sebuah perasaan yang sulit untuk dikatakan apa yang sebenarnya kita rasakan. Ini adalah sebuah bentuk lain dari pencapaian keagungan yang tak akan pernah kita raih. “Ruins” memberikan kita ketenangan sejenak, dengan tempo yang relatif lebih lambat dibanding lagu-lagu lainnya di album ini. Di lagu ini Polyester Embassy membalut kita dalam suara melodis musik mereka yang penuh dengan perasaan kegembiraan yang aneh sekaligus menghenyakkan, nyaris berkesan religius. Pejamkan mata kalian dengarkan Elang Eby membisikkan “She turn on the light, she make my day so bright… Then now the light are off I surrounded by inky dark…Will she feed me when I’m drown or she killed me when I’m young, I’m just sit here to catch and take as much as you can throw, don’t you know it’s not so great in here. Wise one comes and than the ruin fall on me”. Lepaskan semua perasaan, dan kalian akan mengerti apa yang dimaksud.

Suara bas yang membuka jalan dalam kegalauan seorang mahluk hidup mengawali “Polypanic Rooms”, yang kemudian diisi cepat dengan kombinasi dua suara gitar, seakan hendak menggusur keluar kegalauan itu dari jalan hidup kita. Ini adalah puncak sebuah epik yang ditampilkan Polyester Embassy. Kemegahan tanpa tanding, sampai kita tiba di akhir lagu ini dan berteriak menyambut matahari “I love you like I love the sunrise in the morning”.

Ditutup dengan lantunan damai dalam “Home”, Polyester Embassy menampilkan sebuah bentuk kesempurnaan yang walaupun berbeda spektrum, tidak pernah ditemukan dalam band asal negara ini sejak debut album Pure Saturday. “Tragicomedy” adalah karya sebuah band yang tidak takut untuk memberikan keindahan dalam suara eksperimentasi mereka. 9 lagu yang membentuk album ini, mempunyai potensi untuk menjadi sesuatu yang akan selalu diingat sepanjang masa. “Tragicomedy” adalah langkah pertama di mana sebuah legenda akan terbentuk.

David Wahyu Hidayat


1 Tanggapan to “Album Review: Polyester Embassy – Tragicomedy”



Tinggalkan komentar


Januari 2008
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  

Categories

Blog Stats

  • 162.193 hits