19
Mar
23

Ulasan Konser – Arctic Monkeys, Ancol Beach City, Jakarta, 18 Maret 2023

Arctic Monkeys, Ancol Beach City Jakarta, 18 Maret 2023

Arctic Monkeys
Ancol Beach City, Jakarta – 18 Maret 2023

Setlist:
Sculptures Of Anything Goes, Brianstorm, Snap Out Of It, Crying Lightning, Don’t Sit Down ‘Cause I’ve Moved Your Chair, Why’d You Only Call Me When You’re High, Four Out Of Five, Arabella, From The Ritz To Rubble, Cornerstone, I Ain’ t Quite Where I Think I Am, Do I Wanna Know?, Teddy Picker, Tranquility Base Hotel & Casino, Knee Socks, Pretty Visitors, I Bet You Look Good On The Dance Floor, Body Paint. Encore: There’d Better Be A Mirrorball, 505, R U Mine?

Ulasan:

Sabtu 18 Maret 2023 Ancol Beach City di utara Jakarta. Perjalanan menuju ke sana adalah perjalanan panjang penuh penantian dan bukan hanya disebabkan oleh lalu lintas ibukota yang memang laknat.

Tergantung dari kapan kalian menghitung, 17 tahun dari debut album Arctic Monkeys, atau 10 tahun dari AM, album yang mentahbiskan mereka sebagai salah satu band terpenting generasinya; menghadiri konser mereka di tanah air seperti satu hal yang mustahil, ditambah lagi pandemi 3 tahun terakhir dan pergulatan mendapatkan tiketnya ketika diumumkan Desember lalu. Kesempatan menonton mereka terus menipis seperti lapisan es kutub utara tergerus pemanasan global. Namun harapan adalah instrumen terbaik yang dimiliki manusia, dan karena harapan kita semua berdiri di Ancol Beach City, menyaksikan Arctic Monkeys membawakan suara pengharapan generasi yang memimpikan mesiasnya.

Memulai konser mereka dengan Sculptures Of Anything Goes, Arctic Monkeys seperti menebarkan sebuah kidung kepada jemaatnya yang menanti dalam euforia yang tidak dapat lagi dibendung. Suasana khidmat itu lalu berubah ketika serangan guruh menerpa Ancol Beach City, karena Brianstorm lalu menyusul sebagai lagu kedua. Nyanyian massal bercampur ekstase dengan adrenalin bervoltase tinggi menyapu ruangan konser malam itu. Arctic Monkeys sang penyelamat menjadi satu dengan kita semua yang diselamatkan. Suasana euforia itu disusul dengan aluran perayaan malam minggu dalam Snap Out Of It, sebelum dihantam lagi dalam badai bernama Crying Lightning.

Tata suara Ancol Beach City dengan solid membalut sempurna penampilan Arctic Monkeys yang tanpa cela. Variasi lagu yang dibawakan dari ketujuh album mereka, dirayakan dengan setimpal, masing-masing dengan caranya sendiri. Lagu-lagu AM seperti Why’d You Only Call Me When You’re High, Arabella atau Do I Wanna Know? dirayakan selayaknya ini adalah 2013 jauh dari segala kecemasan 2020an, sedangkan lagu dari 2 album mereka terakhir seperti Four Out Of Five dan I Ain’t Quite Where I Think I Am menemukan jiwanya dimainkan secara langsung, membuktikan bahwa Arctic Monkeys adalah band yang terus berevolusi dan tidak takut untuk melakukan eksplorasi musikalis baru.

Lain lagi saat Cornerstone dibawakan, rona nostalgia dari sebuah mesin waktu merebak ke seluruh sudut Ancol Beach City disirami cahaya ponsel yang berpendar dengan magis. Nomor-nomor klasik dalam wujud From The Ritz To The Rubble dan Teddy Picker meningkatkan level desibel malam itu, dengan lonjakan sinkron para penonton yang menggetarkan ruangan konser.

Set utama mereka disudahi secara epik dengan Body Paint, namun satu lagu sebelumnya ketika malam mengantarkan kita semua sampai pada I Bet You Look Good On The Dance Floor, segala emosi tumpah di sana. Arctic Monkeys telah membuat mereka yang hadir di Ancol Beach City menjadi orang paling bahagia di muka bumi dan tidak ada sesuatu pun yang dapat merebut perasaan itu dari mereka.

Setelah jeda beberapa saat, mereka kembali dengan membawakan There’d Better Be A Mirrorball. Lagu yang layak dijadikan OST film spionase ini dimainkan secara presisi, penuh keangungan seperti ketika mereka memulai konser ini. Tepat saat lagu ini berakhir sebuah mirror ball menggantung di atas Arctic Monkeys memancarkan cahaya ke seluruh ruangan, bersamaan dengan itu suara drum metronomik dan organ ala Ennio Morricone terhantar menandai awal dari 505. Aransemen baru 505 ini membuatnya lebih dinamis, melankolia yang kental dengannya sekarang berkamuflase menjadi lagu pengantar dansa di malam minggu yang hampir berakhir, penuh penyesalan akan sesuatu yang hendak usai tapi sekaligus memberikan asa.

Pamungkas 18 Maret 2023 di Ancol Beach City adalah R U Mine. Tidak ada lagi yang dapat disembunyikan, segala penantian, harapan akan dapat melihat langsung Arctic Monkeys tercurah semuanya di lagu ini. Ketika musik sesaat berhenti di tengah lagu dan Alex Turner di bawah sorotan lampu mengangkat stand mikrofon di atas kepalanya, kita semua tahu, kita telah menyaksikan rock ‘n’ roll dalam salah satu wujud terbaiknya, dibawakan oleh band yang dapat dibilang terbaik di generasinya, pembela musik gitar Inggris, mesias musikalis kita: Arctic Monkeys, terima kasih!

David Wahyu Hidayat.


0 Tanggapan to “Ulasan Konser – Arctic Monkeys, Ancol Beach City, Jakarta, 18 Maret 2023”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar


Maret 2023
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Categories

Blog Stats

  • 162.256 hits