Archive for the 'Maximo Park' Category

09
Agu
09

Album Review: Maximo Park – Quicken The Heart

Max_QTH_LP.indd

Maximo Park

Quicken The Heart

Warp Records – 2009

Paul Smith, penyair modern, vokalis dari Maximo Park, pemberi melodi-melodi ajaib dalam “The Coast Is Always Changing” dan “Books From Boxes” mengutip salah satu penyair Jerman terbaik di abad 20, Rainer Maria Rilke dalam halaman pertama sampul album terbaru mereka “Quicken The Heart”. Kata-kata itu adalah “You don’t know nights of love? Don’t petals of soft words float upon your blood? Are there no places on your dear body that keep remembering like eyes?”. Mengutip atau tidak mengutip, Paul Smith selalu handal mengungkapkan kata-kata yang menggugah hati kita. Dengan melodi, ia bersama Maximo Park berhasil melakukannya juga, lalu bagaimana dengan lagu-lagu yang ada di “Quicken The Heart”?

Album ini tidak memberikan sesuatu yang revolusioner dalam beberapa pendengaran pertamanya, lagu yang ada di sana tetap penuh dengan alunan melodi khas Maximo Park dari kibordis Lukas Wooler, terkadang itu adalah sebuah nada panjang yang memberikan dasar lanskap musikalis Maximo Park, terkadang nada-nada yang saling menyusul satu sama lain yang mengikis bulu kuduk kita. Duncan Lloyd masih juga memetik gitarnya seperti versi ringan dari seorang Johnny Marr, dan Paul Smith sekali lagi mempertahankan dirinya sebagai seorang penyair modern yang menggunakan musik sebagai media penyampaiannya.

Tapi yang terjadi sebenarnya, album ini memulai keindahannya seiring dengan waktu. Kecintaan akan album ini tumbuh sejalan dengan frekuensi pendengarannya, dan menjadi sesuatu yang tidak dapat dilepaskan lagi. Dimulai dengan “Wraithlike”, suara kibor Lukas Wooler meraung seperti sebuah sirene ambulans yang menandakan kalau kita akan segera terjangkiti oleh sebuah virus bernama “Quicken The Heart”. Lagu kedua album tersebut “The Penultimate Clinch”, memberikan sebuah masa inkubasi, dengan nada-nada yang dihantarkan Smith dalam reffrainnya.

Single pertama mereka dari album tersebut “The Kids Are Sick Again” dengan perpaduan kibor dan gitar dari Wooler dan Llyod serta perubahan tempo di tengah-tengah lagu merupakan antitesis terhadap kehidupan modern yang menelanjangi keesensialan kehidupan mereka yang muda, “In wasted light, hope takes flight…Homogenize, don’t revise..I don’t mind losing self respect…The kids are sick again, nothing to look forward, they jumped the cliff again, future sinks the blue” dilantunkan Smith dengan penuh elegi dari dalam dirinya.

“A Cloud Of Mystery” adalah sebuah lagu tipikal “Sindrom Lagu Terakhir”. Ia disertai dengan melodi – melodi yang kuat, yang menjadikannya selalu terngiang di kepala kita, waktu lagu tersebut adalah lagu yang kita dengar sebagai lagu terakhir sebelum menuju ke tempat aktifitas kita. “Let’s Get Clinical” disertai dengan pola ketukan yang cukup untuk merasuki keperawanan musikalis kita di bawah sebuah senja. Diiringi suara latar belakang harmonis, Smith menyanyikan “I’d like to map your body out, inch by inch, head to toe” membuat lagu ini membiarkan diri kita dijangkiti sepenuhnya oleh penyakit melodius dari “Quicken The Heart”.

“Questing Not Coasting” akan membuat kita tidak mau disembuhkan dari virus yang disebarkan Maximo Park. Lagu yang juga sekaligus single kedua dari album ini, membuat kita tahu mengapa kita selalu dapat mengandalkan Maximo Park dalam menghantarkan nada-nada yang akan membuat hari kita sedikit lebih cerah.

Sang penyair modern, Paul Smith beserta kumpulannya dengan “Quicken The Heart” telah memupuk ikatan terhadap kita semua dengan album ini. Sebuah ikatan yang mulanya tidak mudah untuk dimengerti, tapi pada akhirnya itu menjadi sesuatu yang dapat melegakan kehidupan kita, sesuatu yang dapat kita andalkan, setiap kali mendengarkan karya Maximo Park dalam album itu.

David Wahyu Hidayat

07
Nov
07

Album Review: Maximo Park – Our Earthly Pleasures

maximo-park-our-earthly-pleasures.jpg

Maximo Park
Our Earthly Pleasures
Warp – 2007


Dari ketiga pionir gerakan “The new Britpop” (itu jika kalian mau menamakannya seperti itu), mungkin Maximo Park menempatkan dirinya di posisi yang paling unik dan berbeda. Kaiser Chiefs akan selalu menjadi band di kelompok itu yang menampilkan sisi komersil paling besar. Mereka tidak malu untuk itu, dan terus terang mereka berjuang untuk hal itu. Bloc Party akan selalu mendapatkan tempat di hati mereka pemuja musik yang lebih imajinatif dan cerdas. Sedangkan Maximo Park? Mereka seperti hilang di tengah-tengah kedua band tersebut.

Lirik dan penampilan vokalis mereka Paul Smith dengan segala ke-“dandy”-annya dan wujud pembawaan yang terkesan sangat “Wilde”-esk seperti selalu membawa kebingungan di tengah para pendengarnya. Sedangkan di lain sisi, petikan gitar Duncan Lloyd yang terkadang mengingatkan kita pada seorang legenda hidup bernama Johnny Marr begitu menggoda, membuat kita selalu yakin ada sesuatu yang lain tentang band asal Newcastle ini. Dan satu hal yang pasti, mereka selalu dapat menyampaikan pesan artistik mereka dalam setiap sampul album dan single yang mereka rilis.

Adalah lagu – lagu seperti “Postcard Of A Painting”, “The Coast Is Always Changing” dan “Kiss You Better” yang membuat kita selalu teringat akan kegemilangan Maximo Park di tahun 2005. Di album baru mereka ini, yang diberi judul sangat menggoda “Our Earthly Pleasures”, dan sekali lagi dengan sampul depan yang brilian, kita kembali ingin diberikan harapan, untuk membela mereka di posisi “underdog” mereka, di tengah-tengah persaingan band-band lain yang melintasi universum musik kita.

Setidaknya untuk urusan mengantarkan kembali trik – trik gitar yang berwarna “Marr”-esk, mereka kembali berhasil dalam single kedua yang mereka rilis dari album itu “Books From Boxes”. Dimulai dengan petikan manis menggoda, Smith kemudian bernyanyi “We can beat the sun as long as we keep moving”, seakan ia tahu hal itu tidak akan pernah terjadi, tetapi untuk apapun alasannya, hal itu adalah sesuatu yang patut untuk dipertaruhkan. Untuk lagu seperti ini, Maximo Park hadir di hidup kita.

Mundur sejenak ke awal album tersebut, “Girls Who Play Guitars” memberikan warna awal bagaimana album ini akan dilukis, ritem gitar yang menderteminasi ditambah suara synth/keyboard Lukas Wooler di latar belakang, mendefinisikan musik Maximo Park seperti yang kita tahu. Single pertama mereka “Our Velocity” dimulai dengan suasana yang tidak pada tempatnya, seperti terlalu dapat diprediksi. Tapi di saat kita mengira bahwa Maximo Park tidak beranjak dari tempat mereka berpijak dua tahun yang lalu, lagu tersebut tiba-tiba mengejutkan telinga kita memasuki menit 01:50. Lagu itu seperti keluar dari persembunyiannya di menit itu, dan melesat seperti Lewis Hamilton meninggalkan semua lawan-lawannya.

“Nosebleed” boleh dibilang adalah salah satu karya terbaik yang pernah dihasilkan Maximo Park di album ini. Memang ini bukan “The Coast Is Always Changing” MK II, tapi lagu ini penuh dengan melodi, dan lirik dari Paul Smith yang kadang memilukan tapi sekaligus mencengangkan, seperti seorang yang kehilangan seseorang yang tadinya selalu bersamanya ke pelukan orang lain “He changed his looked for you/You changed your life for him/Now, was the verdict worth the trial?”.

Album ini tidak akan menempatkan posisi Maximo Park sebagai penyelamat generasi ini. Mereka akan tetap menjadi “underdog” abadi angkatan 2005. Tapi mungkin dengan begini, mereka yang paling lama akan bertahan. Tidak akan ada yang tahu. Terkadang menjadi “underdog” adalah posisi yang menyenangkan. Dan paling tidak, bila musik mereka tidak menggerakkan kita, sampul-sampul depan album dan single mereka akan selalu menghibur kita.

David Wahyu Hidayat




Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Categories

Blog Stats

  • 162.256 hits