Maximo Park
Quicken The Heart
Warp Records – 2009
Paul Smith, penyair modern, vokalis dari Maximo Park, pemberi melodi-melodi ajaib dalam “The Coast Is Always Changing” dan “Books From Boxes” mengutip salah satu penyair Jerman terbaik di abad 20, Rainer Maria Rilke dalam halaman pertama sampul album terbaru mereka “Quicken The Heart”. Kata-kata itu adalah “You don’t know nights of love? Don’t petals of soft words float upon your blood? Are there no places on your dear body that keep remembering like eyes?”. Mengutip atau tidak mengutip, Paul Smith selalu handal mengungkapkan kata-kata yang menggugah hati kita. Dengan melodi, ia bersama Maximo Park berhasil melakukannya juga, lalu bagaimana dengan lagu-lagu yang ada di “Quicken The Heart”?
Album ini tidak memberikan sesuatu yang revolusioner dalam beberapa pendengaran pertamanya, lagu yang ada di sana tetap penuh dengan alunan melodi khas Maximo Park dari kibordis Lukas Wooler, terkadang itu adalah sebuah nada panjang yang memberikan dasar lanskap musikalis Maximo Park, terkadang nada-nada yang saling menyusul satu sama lain yang mengikis bulu kuduk kita. Duncan Lloyd masih juga memetik gitarnya seperti versi ringan dari seorang Johnny Marr, dan Paul Smith sekali lagi mempertahankan dirinya sebagai seorang penyair modern yang menggunakan musik sebagai media penyampaiannya.
Tapi yang terjadi sebenarnya, album ini memulai keindahannya seiring dengan waktu. Kecintaan akan album ini tumbuh sejalan dengan frekuensi pendengarannya, dan menjadi sesuatu yang tidak dapat dilepaskan lagi. Dimulai dengan “Wraithlike”, suara kibor Lukas Wooler meraung seperti sebuah sirene ambulans yang menandakan kalau kita akan segera terjangkiti oleh sebuah virus bernama “Quicken The Heart”. Lagu kedua album tersebut “The Penultimate Clinch”, memberikan sebuah masa inkubasi, dengan nada-nada yang dihantarkan Smith dalam reffrainnya.
Single pertama mereka dari album tersebut “The Kids Are Sick Again” dengan perpaduan kibor dan gitar dari Wooler dan Llyod serta perubahan tempo di tengah-tengah lagu merupakan antitesis terhadap kehidupan modern yang menelanjangi keesensialan kehidupan mereka yang muda, “In wasted light, hope takes flight…Homogenize, don’t revise..I don’t mind losing self respect…The kids are sick again, nothing to look forward, they jumped the cliff again, future sinks the blue” dilantunkan Smith dengan penuh elegi dari dalam dirinya.
“A Cloud Of Mystery” adalah sebuah lagu tipikal “Sindrom Lagu Terakhir”. Ia disertai dengan melodi – melodi yang kuat, yang menjadikannya selalu terngiang di kepala kita, waktu lagu tersebut adalah lagu yang kita dengar sebagai lagu terakhir sebelum menuju ke tempat aktifitas kita. “Let’s Get Clinical” disertai dengan pola ketukan yang cukup untuk merasuki keperawanan musikalis kita di bawah sebuah senja. Diiringi suara latar belakang harmonis, Smith menyanyikan “I’d like to map your body out, inch by inch, head to toe” membuat lagu ini membiarkan diri kita dijangkiti sepenuhnya oleh penyakit melodius dari “Quicken The Heart”.
“Questing Not Coasting” akan membuat kita tidak mau disembuhkan dari virus yang disebarkan Maximo Park. Lagu yang juga sekaligus single kedua dari album ini, membuat kita tahu mengapa kita selalu dapat mengandalkan Maximo Park dalam menghantarkan nada-nada yang akan membuat hari kita sedikit lebih cerah.
Sang penyair modern, Paul Smith beserta kumpulannya dengan “Quicken The Heart” telah memupuk ikatan terhadap kita semua dengan album ini. Sebuah ikatan yang mulanya tidak mudah untuk dimengerti, tapi pada akhirnya itu menjadi sesuatu yang dapat melegakan kehidupan kita, sesuatu yang dapat kita andalkan, setiap kali mendengarkan karya Maximo Park dalam album itu.
David Wahyu Hidayat
Komentar Terbaru